be you but cooler

be you but cooler
be you but cooler

Sabtu, 06 Juni 2015

TAHUKAH KAMU BAKTERI Serratia marcescens ? APAKAH BERBAHAYA?



TAHUKAH KAMU BAKTERI Serratia marcescens ? APAKAH BERBAHAYA?






Klasifikasi Serratia marcescens
Kingdom : Bakteri
Phylum : Proteobakteri
Class : Gamma Proteobakteri
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Serratia

Apa itu Serratia marcescens?
Serratia marcescens adalah bakteri gram negatif, berbentuk batang atau bacillus, bersifat motil karena mempunyai flagela peritrik, sifat menurut kebutuhan oksigennya adalah fakultatif anaerob (lebih memilih oksigen namun tetap bisa hidup dalam keadaan sedikit oksigen), dapat tumbuh dalam kisaran suhu 5-40 0C  dan dalam kisaran pH 5-9 (Mary glowgoski,2011). Menurut artikel yang diunggah di http://en.citizendium.org, bakteri ini familier sebagai bakteri yang biasanya mengkontaminasi cawan petri di laboratorium, koloninya berwarna merah karena bakteri ini menghasilkan prodigiosin(pigmen yang menyebabkan warna tsb.). Sebagai perbedaan Serratia marcescens dengan 438 strain Enterobacteria dan pseudomonadaceae bakteri ini dapat melakukan hidrolisis kasein, memproduksi metaloproteinase yang memungkinkan interaksi sel ke matriks ekstraselular, proses metabolisme yang berbeda menurunkan triptofan dan sitrat, dimana sitrat sebagai sumber karbon, menghasilkan asam laktat yang dihasilkan dari oksidasi dan fermentasi. Memiliki enzim kitinase, lipase, chloroperoxidase dan protein ekstraseluler. Mempunyai sifat resisten terhadap antibiotik karena memiliki r-faktor di plasmid (gen yang mengkode untuk resistensi antibiotik)


Dimana habitat/ditemukannya bakteri ini ?
Habitat normal bakteri Serratia marcescens ditemukan pada air, tanah, tanaman serta flora normal pada usus manusia. Ditemukan juga pada roti yang lembap karena bakteri ini juga dapat menyerang makanan, selain itu ditemukan sebagai sebab infeksi nokosomial (infeksi yang terjadi ketika masuk rumah sakit). Penularannya lewat air, cairan, suntikan maupun kontak langsung. (Mary glowgoski,2011)
Kapan, bagaimana dan kenapa berperan dalam hal positif dan negatif ? (keuntungan dan kerugian)
                Pada sebuah artikel yang diunggah pada http://www.sunysccc.edu , karena memiliki morfologi yang unik yaitu warna koloninya yang merah, Serratia marcescens digunakan untuk melacak transmisi atau pergerakan bakteri karena dulunya bakteri ini dikira tidak bersifat patogen untuk manusia sehingga pada tahun 1951 & 1952 digunakan oleh US army/ angakatan laut amerika untuk menjalankan misi rahasia yang disebut “operasi sea-spray” untuk mempelajari arus angin yang diduga membawa senjata biologis. Namun dampaknya malah menyebabkan meningkatnya penderita pneumonia dan infeksi saluran kemih.  
                Bakteri ini merupakan bagian flora normal usus manusia, karena berperan dalam meragikan laktsosa (astrid,2008). Dan menurut penelitian yang diunggah di http://pediatrics.aappublications.org/, Serratia marcescens menjadi berbahaya ketika jumlahnya melebihi batas apalagi sampai keluar dari usus dapat menyebabkan gangguan pencernaan, berlaku untuk orang dewasa hingga bayi. Ketika menjadi penyebab gangguan pencernaan, pada tinja nya ditemukan bakteri ini. Menurut Uyung Pramudiarja lewat http://health.detik.com, apabila air laut tercemar kotoran manusia yang terdapat Serratia marcescens dapat menyebabkan penyakit cacar putih pada terumbu karang tanduk rusa. Hal ini tentunya merusak salah satu keindahan alam. Bakteri Serratia marcescens dapat menyebabkan hal tersebut karena memiliki enzim kitinase yang dapat memicu kerusakan. Terumbu karang tanduk rusa yang terdapat dilaut merupakan hewan laut yang masuk kedalam filum porifera, yang strukturnya merupakan zat kitin. (Baiq H.S.,2012)
                Selain itu, beberapa penelitian juga mengemukakan manfaat keberadaan bakteri Serratia marcescens. Salah satunya adalah penelitian yang sempat diunggah di http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17707/4/Chaptrer%20II.pdf, bahwa, produksi udang yang meningkat membuat limbah kulit udang juga meningkat. Limbah kulit udang ini akan diolah sebagai pakan ayam, kulit udang strukturnya terdiri dari zat kitin sehingga untuk mengolah hal tersebut digunakan nya bakteri Serratia marcescens yang memiliki enzim kitinase, prosesnya dengan mendegradasi zat kitin tersebut. Hasil degradasi kitin tersebut digunakan sebagai sumber karbon dan nitrogen untuk pertumbuhannya. (Good way,1990). Bisa dibayangkan kalau saja, tidak ada bakteri ini, pasti sudah menumpuk limbah kulit udang. Penelitian yang diunggah di http://digilib.itb.ac.id, pun mengulas hal enzim kitinase yang di miliki oleh bakteri Serratia marcescens bahwa hal tersebut dapat membuat bakteri Serratia marcescens memiliki sifat antijamur, karena jamur memiliki dinding sel yang tersusun dari kitin.
SOLUSI untuk penyakit yang diderita akibat Serratia marcescens
                Sudah diulas sebelumnya, bahwa bakteri Serratia marcescens resisten terhadap antibiotik karena r-faktor di plasmidnya. Pada artikel yang diunggah di http://www.kalbemed.com, bahwa Fluoroquinolon terbukti dapat menyembuhkan beberapa kasus peritonitis Serratia marcescens. Sedangkan untuk penyakit cacar putih pada terumbu karang tanduk rusa, menurut saya lebih diperhatikan lagi untuk tidak pipis ketika kita sedang bermain atau berenang di laut dan tidak membuang limbah dari kamar mandi atau toilet ke laut langsung.  Dan juga, untuk selalu menjaga kesehatan agar sistem imun kita kuat sehingga terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri apapun.

DAFTAR PUSTAKA
Goodway, B., Chen, T., dan Downton, J. Improved AVO fluid detection and lithology discrimination using Lame petrophysical parameters; "λρ", "μρ", & "λ/μfluid stack", from P and S inversions, 1997 CSEG meeting abstracts, 148-151; 1997 SEG meeting abstracts, 183-186; 1999 EAGE meeting abstracts, 6-51.

Pelczar, dkk. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI press. 2007

Susanti, Baiq H. Avertebrata. Jakarta: FITK UIN jakarta press. 2012

Anonim. Serratia marcescens. http://www.sunysccc.edu/academic/mst/microbes/23smarc.htm. (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 20.42 WIB)

Anonim. Serratia marcescens. http://en.citizendium.org/wiki/Serratia_marcescens. 2013 (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 21.19 WIB)

Anonim. Potensi Limbah Udang. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17707/4/Chaptrer%20II.pdf. (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 21.50 WIB)

Astrid. Manusia Dan Air. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/10/jtptunimus-gdl-s1-2008-astridyudh-487-3-bab2.pdf. 2008 (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 23.50 WIB)

Deby. Jamur. http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/545/jbptitbpp-gdl-debytrifen-27208-3-2007ta-2.pdf. 2007 (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 23.19 WIB)

Harry A. Waisman &William H. Batu. THE PRESENCE OF SERRATIA MARCESCENS AS THE PREDOMINATING ORGANISM IN THE INTESTINAL TRACT OF THE NEWBORN The Occurrence of the "Red Diaper Syndrome". http://pediatrics.aappublications.org/content/21/1/8. 1957 (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 22.02 WIB)
 

Mary glowgoski. Serratia marcescens. http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Serratia_marcescens. 2011 (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 20.19 WIB)

Uyung pramudiarja. Penyakit Manusia Mulai Menulari Terumbu Karang. http://health.detik.com/read/2011/08/22/074459/1707914/763/penyakit-manusia-mulai-menulari-terumbu-karang. 2011 (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 20.30 WIB)