be you but cooler

be you but cooler
be you but cooler

Sabtu, 06 Juni 2015

TAHUKAH KAMU BAKTERI Serratia marcescens ? APAKAH BERBAHAYA?



TAHUKAH KAMU BAKTERI Serratia marcescens ? APAKAH BERBAHAYA?






Klasifikasi Serratia marcescens
Kingdom : Bakteri
Phylum : Proteobakteri
Class : Gamma Proteobakteri
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Serratia

Apa itu Serratia marcescens?
Serratia marcescens adalah bakteri gram negatif, berbentuk batang atau bacillus, bersifat motil karena mempunyai flagela peritrik, sifat menurut kebutuhan oksigennya adalah fakultatif anaerob (lebih memilih oksigen namun tetap bisa hidup dalam keadaan sedikit oksigen), dapat tumbuh dalam kisaran suhu 5-40 0C  dan dalam kisaran pH 5-9 (Mary glowgoski,2011). Menurut artikel yang diunggah di http://en.citizendium.org, bakteri ini familier sebagai bakteri yang biasanya mengkontaminasi cawan petri di laboratorium, koloninya berwarna merah karena bakteri ini menghasilkan prodigiosin(pigmen yang menyebabkan warna tsb.). Sebagai perbedaan Serratia marcescens dengan 438 strain Enterobacteria dan pseudomonadaceae bakteri ini dapat melakukan hidrolisis kasein, memproduksi metaloproteinase yang memungkinkan interaksi sel ke matriks ekstraselular, proses metabolisme yang berbeda menurunkan triptofan dan sitrat, dimana sitrat sebagai sumber karbon, menghasilkan asam laktat yang dihasilkan dari oksidasi dan fermentasi. Memiliki enzim kitinase, lipase, chloroperoxidase dan protein ekstraseluler. Mempunyai sifat resisten terhadap antibiotik karena memiliki r-faktor di plasmid (gen yang mengkode untuk resistensi antibiotik)


Dimana habitat/ditemukannya bakteri ini ?
Habitat normal bakteri Serratia marcescens ditemukan pada air, tanah, tanaman serta flora normal pada usus manusia. Ditemukan juga pada roti yang lembap karena bakteri ini juga dapat menyerang makanan, selain itu ditemukan sebagai sebab infeksi nokosomial (infeksi yang terjadi ketika masuk rumah sakit). Penularannya lewat air, cairan, suntikan maupun kontak langsung. (Mary glowgoski,2011)
Kapan, bagaimana dan kenapa berperan dalam hal positif dan negatif ? (keuntungan dan kerugian)
                Pada sebuah artikel yang diunggah pada http://www.sunysccc.edu , karena memiliki morfologi yang unik yaitu warna koloninya yang merah, Serratia marcescens digunakan untuk melacak transmisi atau pergerakan bakteri karena dulunya bakteri ini dikira tidak bersifat patogen untuk manusia sehingga pada tahun 1951 & 1952 digunakan oleh US army/ angakatan laut amerika untuk menjalankan misi rahasia yang disebut “operasi sea-spray” untuk mempelajari arus angin yang diduga membawa senjata biologis. Namun dampaknya malah menyebabkan meningkatnya penderita pneumonia dan infeksi saluran kemih.  
                Bakteri ini merupakan bagian flora normal usus manusia, karena berperan dalam meragikan laktsosa (astrid,2008). Dan menurut penelitian yang diunggah di http://pediatrics.aappublications.org/, Serratia marcescens menjadi berbahaya ketika jumlahnya melebihi batas apalagi sampai keluar dari usus dapat menyebabkan gangguan pencernaan, berlaku untuk orang dewasa hingga bayi. Ketika menjadi penyebab gangguan pencernaan, pada tinja nya ditemukan bakteri ini. Menurut Uyung Pramudiarja lewat http://health.detik.com, apabila air laut tercemar kotoran manusia yang terdapat Serratia marcescens dapat menyebabkan penyakit cacar putih pada terumbu karang tanduk rusa. Hal ini tentunya merusak salah satu keindahan alam. Bakteri Serratia marcescens dapat menyebabkan hal tersebut karena memiliki enzim kitinase yang dapat memicu kerusakan. Terumbu karang tanduk rusa yang terdapat dilaut merupakan hewan laut yang masuk kedalam filum porifera, yang strukturnya merupakan zat kitin. (Baiq H.S.,2012)
                Selain itu, beberapa penelitian juga mengemukakan manfaat keberadaan bakteri Serratia marcescens. Salah satunya adalah penelitian yang sempat diunggah di http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17707/4/Chaptrer%20II.pdf, bahwa, produksi udang yang meningkat membuat limbah kulit udang juga meningkat. Limbah kulit udang ini akan diolah sebagai pakan ayam, kulit udang strukturnya terdiri dari zat kitin sehingga untuk mengolah hal tersebut digunakan nya bakteri Serratia marcescens yang memiliki enzim kitinase, prosesnya dengan mendegradasi zat kitin tersebut. Hasil degradasi kitin tersebut digunakan sebagai sumber karbon dan nitrogen untuk pertumbuhannya. (Good way,1990). Bisa dibayangkan kalau saja, tidak ada bakteri ini, pasti sudah menumpuk limbah kulit udang. Penelitian yang diunggah di http://digilib.itb.ac.id, pun mengulas hal enzim kitinase yang di miliki oleh bakteri Serratia marcescens bahwa hal tersebut dapat membuat bakteri Serratia marcescens memiliki sifat antijamur, karena jamur memiliki dinding sel yang tersusun dari kitin.
SOLUSI untuk penyakit yang diderita akibat Serratia marcescens
                Sudah diulas sebelumnya, bahwa bakteri Serratia marcescens resisten terhadap antibiotik karena r-faktor di plasmidnya. Pada artikel yang diunggah di http://www.kalbemed.com, bahwa Fluoroquinolon terbukti dapat menyembuhkan beberapa kasus peritonitis Serratia marcescens. Sedangkan untuk penyakit cacar putih pada terumbu karang tanduk rusa, menurut saya lebih diperhatikan lagi untuk tidak pipis ketika kita sedang bermain atau berenang di laut dan tidak membuang limbah dari kamar mandi atau toilet ke laut langsung.  Dan juga, untuk selalu menjaga kesehatan agar sistem imun kita kuat sehingga terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri apapun.

DAFTAR PUSTAKA
Goodway, B., Chen, T., dan Downton, J. Improved AVO fluid detection and lithology discrimination using Lame petrophysical parameters; "λρ", "μρ", & "λ/μfluid stack", from P and S inversions, 1997 CSEG meeting abstracts, 148-151; 1997 SEG meeting abstracts, 183-186; 1999 EAGE meeting abstracts, 6-51.

Pelczar, dkk. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI press. 2007

Susanti, Baiq H. Avertebrata. Jakarta: FITK UIN jakarta press. 2012

Anonim. Serratia marcescens. http://www.sunysccc.edu/academic/mst/microbes/23smarc.htm. (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 20.42 WIB)

Anonim. Serratia marcescens. http://en.citizendium.org/wiki/Serratia_marcescens. 2013 (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 21.19 WIB)

Anonim. Potensi Limbah Udang. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17707/4/Chaptrer%20II.pdf. (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 21.50 WIB)

Astrid. Manusia Dan Air. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/10/jtptunimus-gdl-s1-2008-astridyudh-487-3-bab2.pdf. 2008 (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 23.50 WIB)

Deby. Jamur. http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/545/jbptitbpp-gdl-debytrifen-27208-3-2007ta-2.pdf. 2007 (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 23.19 WIB)

Harry A. Waisman &William H. Batu. THE PRESENCE OF SERRATIA MARCESCENS AS THE PREDOMINATING ORGANISM IN THE INTESTINAL TRACT OF THE NEWBORN The Occurrence of the "Red Diaper Syndrome". http://pediatrics.aappublications.org/content/21/1/8. 1957 (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 22.02 WIB)
 

Mary glowgoski. Serratia marcescens. http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Serratia_marcescens. 2011 (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 20.19 WIB)

Uyung pramudiarja. Penyakit Manusia Mulai Menulari Terumbu Karang. http://health.detik.com/read/2011/08/22/074459/1707914/763/penyakit-manusia-mulai-menulari-terumbu-karang. 2011 (Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 20.30 WIB)

58 komentar:

  1. yang berlebihan itu memang tidak baik :D,,, ada manfaat ada efek samping dan ada solusi #pasti..
    artikel ini sudah menginformasikan bakteri Serratia marcescens dengan sangat lengkap memberikan wawasan tambahan bagi para pembacanya :D.... sedikit saran berdasarkan sumber yang saya baca ternyata bakteri ini bisa dihambat pertubuhannyadengan mengkonsumsi madu hutan
    http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-ekonanings-8022-4-babv.pdf

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih sekali kak anggit atas sarannya,iyah kak anggit saya pun setuju karena.. saya membaca manfaat madu hitam di http://www.madu-hitam.com/ bahwa salah satu manfaat nya adalah menjaga daya tahan tubuh, bakteri serratia m. kan termasuk bakteri oportunis, apabila daya tahan tubuh kita kuat.. kita tdk akan kena dampak negatif nya

      Hapus
  2. Hello mazidaah bagus sekali artikelmu itu ;) artikelmu hampir sama seperti festi yang membahas bakteri penyeabb penyakit yang ditimbulkan dari rumah sakit. Kalau pada bakteri Morganella bisa diobati dgn Fluoroquinolon ternyata bakteri Serratia marcensens ini juga ada obat untuk menyembuhaknnya yaitu gentamisin yang sudah muncul pada tahun 1970-an. Namun obat ini akan efektif bila dibantu dengan campuran antibiotic lainnya, dan kamu bisa lihat informasi tambahan ini di  http://www.antimicrobe.org/b26.asp semoga bermanfaat yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hello juga kak firdhani.. hehehe iyah kak, saya setuju dengan itu, karena bakteri Serratia marcescens merupakan bakteri gram negatif.. dan menurut http://milissehat.web.id/?p=999 merupakan obat antibiotik yang ampuh untuk infeksi berat dan bakteri gram negatif

      Hapus
  3. hay mazidahh, penjelasan yang sangat lengkap mengenai bakteri Serratia marcescens. Seperti yang telah di jelaskan mazidah bahwa Serratia marcescens ini dapat menyebabkan penyakit, saya setuju dengan pernyataan itu. Dan ternyata ada suatu kejadian yang membuktikan bahwa penyakit yang disebabkan bakteri ini bisa berasal dari air ketuban yang terminum oleh bayi, sehingga membuat bayi tersebut terserang penyakit yg disebabkan oleh Serratia marcescens. Info ini dapat dilihat pada http://rizkysutji.blogdetik.com/2008/12/21/serratia-marcescens/. Semoga dapat membantu wawasan kita semua. terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hay juga farisa... yup, saya juga sudah membaca artikel tersebut sebelumnya, jadi saya kaitkan ya.. dengan bakteri serratia m. yang merupakan penyebab infeksi nokosomial atau infeksi yang di akibatkan atau berasal dari lngkungan rumah sakit.. yg awalnya tdk terinfeksi namun krna lingkungan RS yang kurang dijaga, akhirnya terjadilah infeksi..seperti yang di ulas di artikel ini http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/12-6-3.pdf bahwa memang bakteri tersebut bakteri yang paling banyak di tempat perinatologi

      Hapus
  4. dari artikel lain yg saya baca juga (baru aja baca), Pemanfaatan protein insektisidal dari bakteri entomopatogen Serratia marcescens berpotensi dalam menekan pertumbuhan serangga hama. dengan cara melakukan pemurnian protein insektisidal dari Serratia marcescens untuk mengetahui tingkat toksisitasnya terhadap larva serangga hama Tenebrio molitor. Protein insektisidal dimurnikan dengan metode presipitasi dengan ammonium sulfat, dialisis, dan kromatografi penukar ion. Selain itu juga dilakukan uji toksisitas terhadap larva serangga T. molitor instar II-III serta penentuan nilai LC50. Protein yang telah dimurnikan kemudian dianalisis bobot molekulnya. Hasil menunjukkan adanya pita protein yang berukuran 30.42 KDa sampai dengan 95.29 KDa. Berdasarkan hasil penelitian, protein insektisidal S. marcescens merupakan protein toksin yang bersifat oral dengan nilai LC 50terendah yang ditunjukkan oleh protein insektisidal fraksi B, yaitu pada konsentrasi 4.82 μg/ml.

    seperti itu.. terimakasih Mazidah.. :D

    sumber:
    Putri Jumiarti. PEMURNIAN DAN KARAKTERISASI PROTEIN INSEKTISIDAL DARI BAKTERI ENTOMOPATOGEN Serratia marcescens. http://www.researchgate.net/publication/256292154_PEMURNIAN_DAN_KARAKTERISASI_PROTEIN_INSEKTISIDAL_DARI_BAKTERI_ENTOMOPATOGEN_Serratia_marcescens_PUTRI_JUMIARTI. 2015

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas tambahannya firda.. saya sangat setuju, pastinya ini kembali lagi ke pembahasan yang sudah saya ulas bahwa Serratia marcescens mempunyai enzim kitinase

      Hapus
  5. haii mazidah, pemaparan yang mazidah sajikan sudah cukup menarik dan informatif sekali. saya setuju dengan pemaparan mazidah mengenai solusinya / pencegahannya. sedikit ingin menambahkan Beberapa upaya telah dilakukan untuk mencegah
    infeksi pada pasien antara lain,
    • Trimethoprim-sulfamethoxazole sebagai antibiotik
    profilaksis, namun makin hari makin banyak
    bakteri yang mulai resisten.
    • Ciprofloxacin juga telah dipakai sebagai antibiotik
    profilaksis untuk mengurangi infeksi bakteri Gram
    negatif namun tidak untuk Gram positif.
    • Profilaksin antigungal fluconazole telah dapat
    menurunkan insidens candidiosis, namun
    tampaknya telah muncul pula spesies candida yang
    resisten terhadap fliconazole.
    • Trimethoprim-sulfamethoxazole sebagai pencegahan
    terhadap Pneumocystis carinii tampaknya
    cukup efektif dan tetap direkomendasikan
    untuk pasien keganasan yang mendapat pengobatan
    glikokortikoid.
    • Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tidak
    boleh diabaikan. Isolasi sederhana perlu diterapkan
    untuk pasien neutropenia, kebiasaan mencuci
    tangan bagi dokter, perawat, dan pengasuh perlu
    harus selalu diingatkan, aliran udara dalam kamar
    cukup baik, sehingga mengurangi paparan
    mikroba pada pasien.
    • Beberapa institusi juga merekomendasikan untuk
    selalu memasak makanan dengan baik, terutama
    untuk menghindari infeksi jamur.
    • Menjaga pencemaran dari polusi bahan bangunan
    untuk mencegah infeksi Aspergillus.
    • Ventilasi kamar perlu diperhatikan kebersihannya
    untuk mencegah infeksi Legionella.

    selebihnya bisa di cek di http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/3-4-7.pdf

    teriimakasih mazidah :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah.. terimakasih sekali selly atas tambahannya... karena memang yang saya sebutkan hanya antibiotik yang umum digunakan saja.. ternyata masih banyak lagi jenisnya

      Hapus
  6. Mazidah..artikelnya menarik sekali :) Bakteri merah, uniknya warnanya cantik tapi memiliki sisi positif dan negatifnya. Materi yang disampaikan oleh Mazidah sudah sangat jelas sekali dan menggambarkan secara luas menenai bakteri Serratia marcescens.
    Mazidah saya ingin menambahkan saja dari pemanfaatan bakteri Serratia marcescens yaitu untuk pemanfaatan limbah pengolahan agar sebagai komponen medium produksi selulase.
    Dapat dilihat selengkapnya pada link jurnal dibawah ini
    www.bbp4b.litbang.kkp.go.id/jurnal-jpbkp/index.php/jpbkp/.../99/65
    oleh YN Fawzya - ‎2014
    Terimakasih Mazidah, semoga bermanfaat untuk kita semua :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hani... terimakasih sekali atas tambahannya, ternyata bakteri Serratia marcescens memiliki enzim selulase dan sangat bermanfaat.. nice comment hani

      Hapus
  7. artiekl yang bagus dan menarik sekali mazidah, ingin menambahkan sedikit dari jurnal yang saya baca ternyata si bakteri ini pun memproduksi prodigiosin yaitu pigmen merah yang dihasilkan oleh bakteri Serratia marcescens,
    merupakan me-tabolit sekunder dari famili tripyrrole yang sudah digunakan secara luas dalam pengobatan sebagai antibiotik multi-fungsi, baik sebagai antibakteri maupun antifungi.Hasil penelitian menunjukkan pigmen merah dihasilkan oleh S. marcescens ketika dibiakkan pada media agar LB dan NB. Pigmentasi merah terlihat cukup bervariasi dengan penambahan Fe2+ dan Ca2+ pada konsentrasi yang berbeda. Semakin tinggi konsentrasi Fe2+, semakin pekat warna merah yang dihasilkan, sebaliknya semakin tinggi konsentrasi Ca2+, semakin berkurang ke-pekatannya.
    info selengkapnya dapat dibaca pada link berikut ini yaa http://www.academia.edu/10065618/Pengaruh_Media_terhadap_Produksi_Prodigiosin_Isolat_Bakteri_Entomopatogen_Serratia_marcescens_Asal_Wereng_Batang_Cokelat

    gomawo mazidah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah.. terima kasih sekali amel... penambahan yang sangat informatif yaah.. karena di atas saya hanya mengulas bahwa prodigiosin penyebab bakteri tsb berwarna merah.. ternyata pigmen ts ada manfaatnya.. trmsksh amel

      Hapus
    2. sama-sama mazidah, saling melengkapi dan menambahkan informasi yaa agar lebih banyak lagi wawasan yang kita dapat :D

      Hapus
    3. siap amel... smangat saling mengingatkan dan memberi tahu ya

      Hapus
  8. Penjelasan yang lengkap, bakteri ini menunjukkan bahwa tidak semua bakteri memiliki peranan yang negatif saja ataupun peranan yang positif saja, kenyataanya bakteri ini memiliki peran keduanya. Izin menambahkan untuk melengkapi artikel di atas, bahwa sebenarnya ada peran dari Serratia marcescens yang belum diungkap, dari sumber yang saya baca menyatakan bahwa beberapa peneliti telah menyampaikan beberapa mikroba yang diketahui memiliki kemampuan dalam mendegradasi minyak, salah satunya yaitu bakteri Serratia marcescens. Selengkapnya dapat dilihat pada http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL/article/view/582/324.
    Artikel super, terima kasih mazidah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih saudari anna, tambahan yang sangat informatif yah.. ternyata bakterinya memanfaat kan minyak nya menjadi energi melalui proses aerobik dan anaerobik ... nice info yah cantik

      Hapus
  9. Cukup informatif ya artikel ini Mazidah :) Mau menambahkan saja bahwa ternyata masih ada lagi manfaat yang sudah disebutkan diatas yaitu Serratia marcescens memiliki manfaat di bidang lain, yaitu dapat mengolah limbah kertas atau pulp. Diduga bakteri ini berperan dalam proses penyisihan lignin dalam limbah tersebut. Info selengkapnya bisa di akses pada http://id.scribd.com/doc/224284588/Serratia-marcescens#scribd :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih neng nihlah, tenryata masih ada manfaatnya yah.. mungkin ini berhubungan dengan bahwa serratia marcescens memiliki enzim selulase yang di infokan hani..

      Hapus
  10. Artikel yang sangat menarik Mazidah, pada artikel ini dibahas bahwa Serratia marcescens mempunyai peran menguntungkan dan peran merugikan. Disini saya akan menambahkan peran menguntungkan dari Serratia marcescens. Alternaria porri menyebabkan penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah dengan gejala bercak warna kelabu keunguan pada daun, di dalamnya tampak garis melingkar seperti cincin, bercak membesar membentuk cekungan. Penyakit ini sangat merugikan para petani bawang merah namun tenyata penyakit bercak ungu biasa dikendaikan dengan menggunakan fungisida, namun pengendalian tersebut menimbulkan dampak negatif seperti tercemarnya lingkungan, residu yang tertinggal pada tanaman sehingga berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Diperlukan cara pengendalian penyakit yang ramah lingkungan dengan menggunakan bakteri agens hayati. Salah satu bakteri agens hayati yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengendali organisme pengganggu tanaman (OPT) yang bersifat ramah terhadap lingkungan adalah bakteri
    Serratia marcescens. Bakteri S. marcescens dilaporkan memproduksi prodigiosin yang bersifat antifungi, antibakteri, algicidal, antiprotozoal, aktivitas antimalaria, immunosuppressif dan aktivitas antikanker.
    Adapun nfo lebih lengkap dapat diaskes pada:
    http://www.scribd.com/doc/254640263/Aktivitas-Antifungi-Serratia-marcescens-terhadap-Alternaria-porri-Penyebab-Penyakit-Bercak-Ungu-Secara-in-Vitro#scribd

    Terima kasih Mazidah :)
    .

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih dian, alhamdulilah jika bermanfaat,,, btw nice info yah dian... hal yang dian paparkan sepertinya berhubungan dengan ulasan di artikel bahwa ada penelitian yang mengatakan bahwa serrratia marcescens sebagai antifungi karena enzim kitinasenya

      Hapus
  11. awesome :D pemaparan di atas sudah sangat lengkap sekali.. bahaya juga ya kalau Serratia marcesens ada di laut, soalnya minggu lalu saya ke laut sempat bermain dan sempat pula tenggelam dengan tidak sengaja menelan air laut :"(

    dilihat dari peran positif dan negatifnya saya izin menambahkan ya neng, Serratia marcesens berperan juga sebagai penghasil biosurfaktan jenis lipopeptida dan lipoprotein. sedangkan biosurfaktan berfungsi dalam Biodegradabilitas, Ketoksikan rendah, ketersediaan bahan baku, dan bernilai ekonomi. (sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22664/4/Chapter%20II.pdf)
    Selain itu juga timbul dampak negatif terhadap lingkungan serta terhadap organisme bukan sasaran. Pemanfaatan protein insektisidal dari bakteri entomopatogen Serratia marcescens berpotensi dalam menekan pertumbuhan serangga hama. Penelitian ini bertujuan melakukan pemurnian protein insektisidal dari S. marcescens dan mengetahui tingkat toksisitasnya terhadap larva serangga hama Tenebrio molitor. Protein insektisidal dimurnikan dengan metode presipitasi dengan ammonium sulfat, dialisis, dan kromatografi penukar ion. (sumber : http://www.researchgate.net/profile/Putri_Jumiarti/publication/256292154_PEMURNIAN_DAN_KARAKTERISASI_PROTEIN_INSEKTISIDAL_DARI_BAKTERI_ENTOMOPATOGEN_Serratia_marcescens_PUTRI_JUMIARTI/links/00b7d522190405af3b000000.pdf)

    teşekkür ederim mazidah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe terimakasih neng indah di rumah, semoga bermanfaat.. terimakasih juga sudah menambhakan info manfaat lainnya

      Hapus
    2. terimaksih kembali neng Mazidah :")

      Hapus
  12. artikel yang sangat menarik mazidah :)
    pemaparan tentang bakteri Serratia marcescens yang sangat jelas dan informatif, menambah wawasan.
    Kitinase adalah enzim yang mendegradasi kitin menjadi N-asetilglukosamin, degradasi kitin dapat
    dilakukan oleh organisme kitinolitik dengan melibatkan enzim kitinase. Organisme pendegradasi kitin
    umumnya berasal dari kelompok mikroorganisme diantaranya adalah dari kelompok bakteri. Bakteri
    yang dilaporkan memiliki aktivitas kitinolitik adalah salah satunya bakteri Serratia marcescens. informasi ini bisa dilihat selegkapnya di link berikut https://jpsmipaunsri.files.wordpress.com/2010/11/0934-37-d-muharni-genap.pdf
    sumber : Suzuki, K., Taiyoji, N. Sugawara, N. Nikaidou, B.
    Henrissat, and T. Watanabe, 1999, The Third Chitinase
    gene (chi C) of Serratia marcescens 2170 and the
    Relationship of its Product to Other Bacterial Chitinases.
    Biochem. J., 343 : 587 - 596.

    terimakasih, semoga bermanfaat :)
    .

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih neng euis, iyap betul sekali infonya euis nih
      tentunya enzim kitinase tersebut sudah seperti yang dijelaskan bermanfaat sebagai antifungi dll

      Hapus
  13. Trimakasih mazidah artikelnya sangat informatif, saya ingin menambahkan dari skripsi mahasisiwi IPB Serratia marcescens diduga memiliki gen-gen yang menyandikan komplek toksin yang
    berpotensi sebagai salah satu penghasil protein insektisidal. Oleh karena itu perlu
    dilakukan pemurnian serta karakterisasi protein insektisidal dari S. marcescens.
    Sementara itu, faktor-faktor virulensi S. marcescens terhadap manusia akan
    dikendalikan oleh gen-gen yang menyandikan nuklease, hemolisin, lipopolisakarida, dan
    protease (Leopold Kurz et al. 2013)
    http://www.researchgate.net/publication/256292154_PEMURNIAN_DAN_KARAKTERISASI_PROTEIN_INSEKTISIDAL_DARI_BAKTERI_ENTOMOPATOGEN_Serratia_marcescens_PUTRI_JUMIARTI

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama2 sifa... terimakasih juga atas infonya tentang manfaat lain pada serratia marcecscens.. jadi selain menguntungkan dapat merugikan juga yah

      Hapus
  14. artikelnya bagus Mazidah :) ternyata Serratia marcescens banyak manfaatnya. Izin menambahkan sedikit, semoga berkenan :) dalam sumber yang saya baca selama empat dekade terakhir, S. marcescens telah muncul sebagai patogen-kesehatan terkait yang penting. Infeksi organisme ini merupakan biaya yang nyata dalam hal morbiditas pasien dan penggunaan antibiotik. Dalam cahaya dari resistensi antimikroba beberapa ditunjukkan oleh S. marcescens, adalah penting bahwa dokter mengevaluasi kerentanan antimikroba dari isolat klinis berdasarkan data yang diberikan oleh laboratorium mikrobiologi dan pada pengaturan klinis infeksi, sebelum pemilihan terapi yang tepat.
    Sumber: http://www.antimicrobe.org/b26.asp semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih heti.. selalu berkenan kok :)
      iyap heti, infonya saya setuju.. sepertinya info heti masihberhubungan dengan faktor resistensi serratia marcecscens terhadap antibiotik dan dibutuhkan obat yang khusus untuk pengobatannta.. seperti dalam tambahan milik selly, kak firda dan kak anggit

      Hapus
  15. Waah, artikel yang dibuat Mazidah sangat informatif dan bagus sekali. Saya ingin menambahkan sedikit bahwa Serratia marcescens adalah salah satu spesies bakteri patogen oportunistik dari famili Enterobacteriaceae. Beberapa karakteristik dari bakteri ini adalah motil (bergerak), berbentuk batang, anaerob fakultatif, berdiameter 0,5-0,8 µm dan panjang 0,9-2 µm. Spesies ini dapat tumbuh pada suhu 5–40 °C dan secara alami ditemukan di tanah, air, dan permukaan tanaman. Pada orang dewasa, Serratia marcescens bersifat patogen, yakni dapat menginfeksi saluran kencing, saluran pernapasan (pneumonia), infeksi mata, meningitis, dan infeksi pada kulit yang terluka. Sedangkan pada anak-anak, Serratia marcescens menginfeksi saluran pencernaan. Serratia marcescens juga dapat menginfeksi terumbu karang, terutama jenis Acropora palmate. Wah, ternyata bakteri ini memiliki banyak dampak negatif bagi ekosistem. Dapat dilihat lebih lanjut pada http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17707/4/Chaptrer%20II.pdf. Semoga tambahannya bisa menajdi pelengkap bagi artikel yang Mazidah buat yaa.
    Terima kasih dan semoga bermanfaat^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih sekali evin.. iyap, saya sangat setuju sekali dengan tambahannya evin, memang di indonesia ini banyak laporan tentang penyakit yang disebab kan Serratia marcescens itu.. nice info vin

      Hapus
    2. Kembali kasih Mazidah^^
      Wah, kita harus terus wasapada dan perduli pada diri kita sendiri dengan keberadaan mikroorganisme yang sangat berbahaya, contohnya pada bakteri Serratia marcescens. Artikel yang dipaparkan Mazidah sangat bermanfaat bagi kita, jadi kita mengetahui karakteristik maupun penyebab penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini.

      Hapus
    3. iyah evin.. jadi ternyata kita harus selalu menjaga kesehatan karena bakteri ini oportunsi pada tubuh yang lemah.. hihi

      Hapus
  16. Artikel yang menarik :) Sedikit menambahkan Bakteri S. Marcescens ternyata dapat memproduksi prodigiosin yang bersifat antifungi, antibakteri, algicidal, antiprotozoal, aktivitas antimalaria, immunosuppressif dan aktivitas antikanker. Setuju dengan pernyataan bahwa Serratia marcescens adalah organisme yang dapat menghasilkan enzim kitinase dan menjadi salah satu dari bakteri yang paling efektif untuk mendegradasi kitin. Dan ternyata kitinase dari S. Marcescens dapat menjadi biopestisida untuk mengontrol organisme pengganggu tanaman yang disebabkan oleh cendawan yang struktur dinding selnya dari kitin seperti Alternaria porri sejenis cendawan yang dapat menyebabkan penyakit bercak ungu pada bawang merah dan sangat merugikan karena dapat menurunkan produksi hingga 40%.
    Selengkapnya >>> http://www.scribd.com/doc/254640263/Aktivitas-Antifungi-Serratia-marcescens-terhadap-Alternaria-porri-Penyebab-Penyakit-Bercak-Ungu-Secara-in-Vitro#scribd
    Terima Kasih :)

    Dela Rahma

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kak dela hehehe,
      wah, ternyata banyak manfaat nya yah piigmen milik serratia marcescens itu.. sblmnya sudah diinfokan oleh amel.. dan ternyata kak dela menambah kan lebih banyak lagimanfaat nya
      trmksh kak..

      Hapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  18. Artikel yang paparkan oleh mazidah sangat menarik sekali. saya hanya ingin menambahkan tentang pengobatan yang di akibatkan pada bakteri ini Dalam hal pengobatan, antibiotik yang digunakan untuk infeksi pada manusia adalah Cephalosporins, Gentamicin, dan Amikacin. Namun, sebagian bakteri ada yang resistan dengan beberapa antibiotik karena banyaknya faktor R di dalam plasmid.. Antibiotik itu adalah PROCEPIM yang tiap vialnya mengandung Cefepime HCl yang telah dicampur dengan L- arginine steril setara dengan cefepime 1 g. Cefepime merupakan antibiotik sefalosporin generasi ke empat yang mempunyai spektrum luas, efektif terhadap bakteri gram-positif dan
    gram-negatif termasuk terhadap strain yang resisten terhadap aminoglikosida atau sefalosporin generasi ketiga seperti ceftazidime. Cefepime memiliki kestabilan yang tinggi terhadap hidrolisis betalaktamase dan menunjukkan penetrasi yang cepat ke dalam dinding sel bakteri gram-negatif. dapat di lihat di sini selengkapnya https://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/isi.pdf

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih festi..
      wah, ternyata ada obat lain yang lebih ampuh drpd gistamin, krna sblmnya ada yang menambhkan tntg pemberian gistamin untuk serratia matcecscens
      semoga penambahan festi ini bermanfaat ya

      Hapus
  19. artikel mazidah sangat menarik tentang makhluk mikro ini, saya ingin menambahkan Mekanisme kerja bakteri serratia marcescens ini, yaitu dengan Degradasi kitin terutama dilakukan oleh mikroorganisme, dimana kitin dapat merupakan sumber karbon dan nitrogen untuk pertumbuhannya (Goodway,1990). Terdapat dua macam lintasan perombakan kitin,lintasan perombakan kitin yang belum diketahui disebut kitinoklastik, sedangkan jika lintasan tersebut melibatkan hidrolistik ikatan (1,4) glikosida, maka prosesnya disebut kitinolitik. Hidrólisis ikatan ini dilakukan oleh enzim kitinase, eksokitinase memecah bagian diasetilkitobiosa dari ujung nonreduksi suatu rantai kitin sedangkan endokitinase memecah bagian ikatan glikosida rantai kitin secara acak dan menghasilkan diasetilkitobiosa sebagai hasil utama yang bersama-sama dengan triasetilkitobiosa akan dirombak secara perlahan menjadi disakarida dan monosakarida. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17707/4/Chaptrer%20II.pdf
    thnks mazidaah cantiks :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih suadah...
      hehehe iyap, penambahan yang bermanfaat sekali suadah terimakasih atas penjelasannya

      Hapus
  20. assalamualaikum mazidah^&^ artikel kamu membuat saya lebih mengetahui bakteri Serratia marcescens :) saya ingin menambahkan jurnal yang saya baca bahwa S. marcescens memiliki kisaran inang yang luas, tidak terbatas pada serangga hama, tetapi juga bakteri patogen tanaman, sehingga pemanfaatannya untuk pengendalian hayati tidak terbatas pada pengendalian terhadap serangga hama, tetapi juga untuk mengendalikan bakteri patogen tanaman, seperti penyakit hawar daun padi atau kresek yang disebabkan oleh X. oryzae pv. oryzae , karena S. marcescens menghasilkan pigmen merah prodigiosin yang memiliki aktivitas antibakterial. Identifikasi dan karakterisasi gen penyandi protein insektisidal yang dihasilkan S. Marcescens perlu dilakukan, karena berpotensi untuk dijadikan sumber gen ketahanan dalam pengembangan tanaman transgenik tahan serangga hama dan penyakit tanaman. mazidah bisa lihat penelitiannya di referensi ini terimakasih :D
    http://biogen.litbang.pertanian.go.id/wp/wp-content/uploads/downloads/2012/06/agrobiogen_7_2_2011_85-95.pdf

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam, terimakasih mam ayu
      wah, info yang sangat bermanfaat sekali mam,
      memang sudah diulas dan ditambahkan dr teman2 yg lain bahwa serratia marcescens berfungsi sebagai antifungi dan untuk membasmi hama pada tumbuhan
      jadi, ternyata salah satu contoh hamanya adalah wereng.. trmksh untuk info yang sangat spesifik

      Hapus
  21. Holaaa mazidah :D wah bakteri Serratia marcescens ini banyak sekali manfaat nya yaa dibandingkan bakteri nonfotosintetik yang lain ^^

    Nah ingin menambahkan untuk manfaat baik yang lain lagi dari bakteri ini dari sumber http://primaagrotech.com/id/product/bt-plus.html

    Bakteri merah "Serratia marcescens" yang toksisitasnya bersifat kontak untuk ulat tanah, ulat daun, nematoda dan kutu. Bakteri ini menghasilkan enzim hidrolitik yang bersifat toksin. Infeksi bakteri merah pada hama dapat terjadi melalui stilet, ketika hama sedang mencucuk dan menghisap cairan tanaman. Bakteri merah mempunyai sebaran inang yang cukup luas pada serangga sasaran, seperti Spodoptera sp., Plutella sp., Crocidolomia sp., dan kutu.

    Serratia marcescens masih dapat hidup dan berkembang dengan baik pada kedalaman 1 m dari permukaan tanah. Hal ini dapat membuat Serratia marcescens juga dapat menginfeksi ulat tanah dan nematoda.

    Terima kasih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. holaaaa mam audina... terimakasih hehehe
      wah, penambahan yang informatif sekali mam.. ternyata serratia marcescens memiliki enzim hidrolitik yaaa
      nice info

      Hapus
  22. tambahan informasi untuk Mazidah silahkan baca article tentang Serratia marcescens: The Miracle Bacillus di link berikut https://answersingenesis.org/biology/microbiology/serratia-marcescens-the-miracle-bacillus/ article nya menarik loh Mazidah terima kasih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe terimakasih raihan, sangat lengkap sekali yah cerita asal-usul tentang serrata marcescens nya.. sblmnya juga saya pernah membaca tntg hal itu bahwa awalnya bakteri serratia marcecscens dianggap sebagai keajaiban roti yang ada darah paus nya..
      thnks anyway.. so nice

      Hapus
  23. artikelnya sangat informatif dan jeas sekali mazid...
    saya hanya ingin menambhakan sedikit pengetahuan tentang bakteri ini Dulunya bakteri ini disebut Monas prodigiosus atau Bacillus prodigiosus. Namun sejak tahun 1920-an, seorang apoteker Venesia bernama Bartolomeo Bizio mengganti nama spesies ini menjadi Serratia dari nama seorang fisikawan, Serafino Serrati, dan marcescens yang berarti "memudar" (karena bakteri ini dapat mengalami pemudaran warna koloni).
    sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Serratia_marcescens
    trimakasih amzidah,,, semoga bermanfaat :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih tehgina...
      wah, ternyata seperti itu yaaa.. terimakasih atas penambahan yang sangat informatif hehehe

      Hapus
  24. wah... menarik sekali artikel yang dibuat oleh mazidah, setelah membacanya saya jadi tahu bahwa bakteri yang menyebabkan gangguan pencernaan itu sangat banyak, salah satunya yaitu bakteri yang dibahas dalam artikel mazidah Serratia marcescens. menurut sumber yang saya baca bakteri Serratia marcescens bukan saja menyebabkan gangguan pencernaan, tetapi juga dapat menimbulkan infeksi pada saluran kencing, saluran pernapasan (pneumonia), infeksi mata, meningitis, dan infeksi pada kulit yang terluka. Sedangkan pada anak-anak, Serratia marcescens menginfeksi saluran pencernaan. Karena Serratia marcescens juga menginfeksi saluran pencernaan manusia, maka kotoran manusia dari hasil pencernaan yang terinfeksi tersebut dapat mematikan terumbu karang jenis tanduk rusa (Acropora palmate ). Penyakit cacar putih (white-band disease ) menyerang Acropora palmate di perairan Karibia. Penyakit cacar putih menyerang daging dari kulit karang yang tipis dan menguliti jaringan hidup dari cabang-cabangnya sehingga meninggalkan kerangka batu kapur mati. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sumber berikut: https://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/isi.pdf


    Terima kasih mazidah :) semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih windy hehehe
      wah, ternyata banyak juga infeksi yang disebabkan oleh serratia marcecscens ini..
      nice info windy

      Hapus
  25. banyak juga ya bakteri yang nosocomial infection, bakteri S. marcescens ini juga bersifat demikian. oya medical journal yang sekelumit zakiyah baca disebutkan bahwa bakteri banyak ditemukan di makanan, terutama bertepung. dahulu bakteri ini menggunakan banyak nama salah satunya adalah Chromobacterium prodigiosum, namun pada tahun 1823 oleh Bizio ditetapkan dengan nama S. marcescens ini. dahulu juga bakteri ini diduga tidak bersifat patogen, namun setelah ada review pada tahun 1896 oleh profesor scheurlen di universitas Strasbourg bakteri ini bersifat patogenik dan menyebabkan kematian thank jida :) http://jmm.sgmjournals.org/content/46/11/903.full.pdf

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyah neng, ternyata dilingkungan RS pun kita hrs selalu berwaspada
      terimakasih neng, atas info tambahan tentang asal-usul bakteri Serratai marcescens

      Hapus
  26. artikel yang sangat menarik mazidah, setuju dengan mazidah bahwa Serratia marcescens memproduksi enzim kitinase, lipase, chloroperoxidase, dan protein ekstraseluler seperti HasA. Serratia marcescens juga memproduksi prodigiosin sehingga membentuk warna merah, sebelumnya dijelaskan pada comment amel bahwa efek konsentrasi Ca dan Fe terhadap produksi prodigiosin, prodigiosin ini juga dipengaruhi konsentrasi Nacl (http://jmm.sgmjournals.org/content/46/11/903.full.pdf) Terima Kasih Mazidah

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe terimakasih juga liya.. semoga bermanfaat
      terimakasih juga utuk penambhan infonya... hehe

      Hapus
  27. Pengendalian serangga hama merupakan masalah utama yang dihadapi
    olah para petani Indonesia, namun belum ada solusi tepat dalam penanganannya.
    Penggunaan insektisida berbahan aktif kimia yang selama ini dilakukan
    menimbulkan dampak negatif seperti resistensi, resurgensi, dan fenomena biotipe
    pada hama. Selain itu juga timbul dampak negatif terhadap lingkungan serta
    terhadap organisme bukan sasaran. Pemanfaatan protein insektisidal dari bakteri
    entomopatogen Serratia marcescens berpotensi dalam menekan pertumbuhan
    serangga hama. hal ini sesuai dengan referensi http://www.researchgate.net/profile/Putri_Jumiarti/publication/256292154_PEMURNIAN_DAN_KARAKTERISASI_PROTEIN_INSEKTISIDAL_DARI_BAKTERI_ENTOMOPATOGEN_Serratia_marcescens_PUTRI_JUMIARTI/links/00b7d522190405af3b000000.pdf

    itu saja tambahan dari sya, paparan yang bagus majid, terima kasih :)

    BalasHapus
  28. menarik blognya ada foto mazidah lagi diatas perahu hehehe cantik cantik. mampir ke blog mazidah engga sia sia yaaa banyak manfaat yang bisa diambil para pembacanya. terimakasih mazidah sudah menyajikan informasi dengan lengkap dan jelas. penasaran nih moda tentang bakteri yang di jelaskan mazidah. jadi iseng membuka link http://www.scribd.com/doc/254640263/Aktivitas-Antifungi-Serratia-marcescens-terhadap-Alternaria-porri-Penyebab-Penyakit-Bercak-Ungu-Secara-in-Vitro#scribd tentang Aktivitas Antifungi Serratia marcescens terhadap Alternaria porri Penyebab Penyakit Bercak Ungu Secara in Vitro. kalo mazidah penasaran bisa di buka jugaaa . semoga bermanfaat yaaa selamat malam cantik :):):*:*:*:*:*

    BalasHapus